Kamis, 02 Juli 2015 Tags: 0 komentar

Pertemuan 10
STRATEGI DISTRIBUSI

I.  PENGERTIAN
Menurut  Kotler dalam Fandy Tjiptono (2000:187) Saluran distribusi (marketing channel/trade channel/distribution channel) adalah “rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasar maupun yang independent, dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen”.
Saluran distribusi/saluran pemasaran adalah “serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi”. Djaslim Saladin (2006:153)
Pengertian di atas mengandung tiga unsur:
1.    Adanya kelompok lembaga pemasaran
2.    Adanya kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh lembaga tersebut.
3. Adanya arah pergerakan produk serta pemilikannya dari lingkungan produksi ke lingkungan konsumsi.
           
Menurut Stanton dalam Fandy Tjiptono (2000:185) Perantara adalah “orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke konsumen akhir dan konsumen industrial”.
Secara umum perantara terbagi atas:
1.      Merchant middleman (Perantara pedagang)
perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali).
Dua bentuk utama:
a.  Whole saller (distributor/jobber)/pedagang besar
       yaitu pedagang yang pembelinya adalah pedagang juga bukan konsumen akhir. barang yang dibeli di sini akan dijual lagi, sehingga pembeliannya pun dalam jumlah yang relatif besar
b. Retailer (daeler)/pengecer
yaitu pedagang yang pembelinya adalah konsumen akhir , dimana barang yang dibelinya akan langsung dikonsumsi, oleh karena itu  jumlah pembeliannya relatif sedikit. Contoh : pedagang di pasar Bering Harjo,  Ramai supermarket, pedagang asongan dll

2.    Agent middleman (broker) Perantara agen
adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan dan melakukan transaksi atas nama produsen.
Perantara agen ini tidak mempunyai hak milik atas barang yang ditanganinya. macamnya :
  1. Agen penunjang adalah agen yang ikut  aktif dalam pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Perantara agen ini meliputi perusahaan transportasi, broker.
  2. Agen pelengkap adalah agen yang  tidak secara aktif dalam pemindahan barang, tetapi ikut memperlancar proses pemindahan arang. Contohnya : bank sebagai penjamin L/C, perusahaan asuransi sebagai penanggung resiko.

Secara umum perantara terbagi atas:
1.    Merchant middleman (Perantara pedagang)
perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali).
           
Dua bentuk utama:
a.  Whole saller (distributor/jobber)/pedagang besar
     yaitu pedagang yang pembelinya adalah pedagang juga bukan konsumen akhir. barang yang dibeli di sini akan dijual lagi, sehingga pembeliannya pun dalam jumlah yang relatif besar
b. Retailer (daeler)/pengecer
yaitu pedagang yang pembelinya adalah konsumen akhir , dimana barang yang dibelinya akan langsung dikonsumsi, oleh karena itu  jumlah pembeliannya relatif sedikit. Contoh : pedagang di pasar Bering Harjo,  Ramai supermarket, pedagang asongan dll

2.    Agent middleman (broker) Perantara agen
adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan dan melakukan transaksi atas nama produsen.
Perantara agen ini tidak mempunyai hak milik atas barang yang ditanganinya. macamnya :
  1. Agen penunjang adalah agen yang ikut  aktif dalam pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Perantara agen ini meliputi perusahaan transportasi, broker.
  2. Agen pelengkap adalah agen yang  tidak secara aktif dalam pemindahan barang, tetapi ikut memperlancar proses pemindahan arang. Contohnya : bank sebagai penjamin L/C, perusahaan asuransi sebagai penanggung resiko.

II. MANFAAT PERANTARA
Perantara dibutuhkan terutama karena adanya beberapa kesenjangan di antara produsen dan konsumen. Kesenjangan (gap) tersebut adalah Fandy Tjiptono (2000:186)
1.    Geographical gap/ Kesenjangan Geografi
Gap yang disebabkan oleh tempat pemusatan produksi dan lokasi konsumen yang tersebar di mana-mana.
2.    Time gap /Kesenjangan Waktu
Kesenjangan yang terjadi karena adanya kenyataan bahwa pembelian atau konsumsi dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu sementara produksi (agar efisien) berlangsung terus-menerus sepanjang waktu.
3.    Quantity gap/Kesenjangan Kuantitas
Gap yang terjadi karena jumlah barang yang dapat diproduksi secara ekonomis oleh produsen berbeda dengan kuantitas normal yang diinginkan konsumen.
4. Assortment gap/Kesenjangan Jenis Barang
Situasi dimana produsen umumnya berspesialisasi pada produk tertentu, sedangkan konsumen menginginkan produk yang beraneka ragam.
5. Communication and information gap/ Kesenjangan Komunikasi dan Informasi
Gap yang timbul karena konsumen tidak tahu di mana sumber-sumber produksi yang menghasilkan produk yang diinginkan atau dibutuhkannya, sementara di lain pihak produsen tidak tahu siapa dan di mana pembeli potensial berada.
  
Manfaat perantara pemasaran bagi konsumen: Djaslim Saladin (2007:107)
1.    Produsen mendapat keuntungan tertentu dengan menggunakan jasa perantara.
2.    Produsen kekurangan sumber keuangan untuk melaksanakan pemasaran langsung.
3.    Penggunaan perantara sangat mengurangi pekerjaan perusahaan sehingga mencapai efisiensi sangat tinggi dalam membuat barang.
4.    Dari sudut pandang sistem ekonomi, peranan dasar perantara pemasaran adalah mengubah bentuk suplai yang heterogen menjadi barang yang diinginkan oleh masyarakat.

III .  FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI
1.    Penelitian (research)
sejumlah informasi dari riset dapat diukur seberapa jauh kepentinganpembeli, penjual atau lembaga lain dalam saluran distribusi. Misalnyasupermarket dapat memberikan informasi tentang jumlah dan jenis barang yangdibutuhkan oleh masyarakat, juga barang yang tersedia untuk dijual.
2.    Promosi (promotional)
Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk danmembujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih bentuk-bentuk promosi yang tepat agar tujuan promosi dapat dicapai

III .  FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI
1.    Penelitian (research)
sejumlah informasi dari riset dapat diukur seberapa jauh kepentinganpembeli, penjual atau lembaga lain dalam saluran distribusi. Misalnyasupermarket dapat memberikan informasi tentang jumlah dan jenis barang yangdibutuhkan oleh masyarakat, juga barang yang tersedia untuk dijual.
2.    Promosi (promotional)
Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk danmembujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih bentuk-bentuk promosi yang tepat agar tujuan promosi dapat dicapai
3. Kontak (contact)
Menemukan dan berkomunikasi dengan calon pembeli
4. Penyesuaian (matching)
Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli, termasuk aktivitas seperti pembuatan, pemilahan, perakitan , dan pengemasan.
5.    Negosiasi (negotiation)
Fungsi negosiasi yang dilaksanakan anggota saluran distribusi berhubungan dengan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain sehubungan dengan penawaran, sehingga perpindahan hak pemilikan dapat dilaksanakan.
6.    Distribusi fisik (physical distribution)
Anggota saluran distribusi mengatur kesinambungan penyimpanan danpergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. Fungsi fisik yang dilaksanakan anggota saluran distribusi berhubungan dengan penyimpanan barang dan transportasi
7.  Pembiayaan (financing)
Fungsi pembiayaan berhubungan dengan permintaan dan penyebaran dana untuk menutup biaya dari saluran distribusi
8.    Pengambilan resiko (risk taking)
Fungsi pengambilan risiko anggota saluran distribusi berhubungan dengan perkiraan mengenai risiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

IV.  TINGKAT SALURAN DISTRIBUSI (CHANNEL LEVELS)
a.  Saluran tingkat nol (zero level channel)
Saluran ini sering disebut juga saluran langsung karena dalam proses penyalurannya dilakukan tanpa melalui perantara. Jadi, penyalurannya dilakukan langsung dari produsen ke konsumen. Ada tiga cara dalam melakukan saluran langsung ini yaitu : penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, dan penjualan lewat toko atau koperasi.
b.  Saluran tingkat satu (one level channel)
Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan. Dimana dalam pasar konsumen perantara sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri, pengecer seringkali bertindak sebagai agen penjual atau makelar.
c.  Saluran tingkat dua (two level channel)
Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar sekaligus pengecer. Sedangkan dalam pasar industri merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri.
d.  Saluran tingkat tiga (three level channel)          
Dalam saluran ini terdapat tiga perantara penjualan yaitu : agen, pedagang besar, dan pengecer. Saluran ini adalah saluran terpanjang dari keempat tingkatan saluran pemasaran, karena produsen menggunakan tiga perantara untuk mencapai ke konsumen akhir.

V.  RANCANGAN SALURAN DISTRIBUSI
1.  Menganalisis hasil pelayanan yang dibagikan konsumen
     Fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh para anggota saluran disebut out put jasa (service out put)
      Out put jasa terdiri dari:
a.    Ukuran jumlah (lot size)
b.    Waktu menunggu (waiting time)
c.    Kemudahan/kenyamanan tempat/ruang (spatial         convenience
d.    Keragaman produk (product variety)
e.    Penawaran jasa (service backup)

2.  Menentukan sasaran dan batasan saluran
     Saat memilih saluran pemasaran, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran tersebut, antara lain:
     a.  Ciri-ciri produk (product characteristics)
     b.  Ciri-ciri perantara (middlemen characteristics)
     c.  Ciri-ciri pesaing (competitive characteristics)
     d.  Ciri-ciri perusahaan (company characteristics)
     e.  Sifat lingkungan (environment characteristics)

3.  Mengidentifikasi alternative saluran distribusi
a.  Macam-macam perantara
1) Perantara pedagang, di antaranya adalah pedagang besar dan pengecer
2) Perantara agen, di antaranya adalah agen  penunjang dan agen pelengkap
b.  Jumlah perantara
Saat menentukan jumlah perantara, ada tiga macam strategi yang dapat dipergunakan perusahaan, yaitu:
1) Distribusi intensif (intensive distribution)
 2) Distribusi selektif (selective distribution)
 3) Distribusi eksklusif (exclusive distribution)
c. Persyaratan dan tanggung jawab anggota saluran

1.   Distribusi Intensif
Merupakan strategi yang dilakukan oleh produsen untuk barang kebutuhan sehari-hari dan bahan-bahan mentah. Cara yaitu dengan menimbun penyediaan barang sebanyak mungkin di toko-toko. Dan barang ini harus mempunyai kegunaan tempat (place utility). Misalnya dengan menjual rokok di seluruh tempat, melalui pengecer yang lebih dari satu juta, untuk menciptakan sebuah merek supaya dapat dikenal dan mudah didapat.
2.   Distribusi Ekslusif
Merupakan strategi pemasaran yaitu dengan cara melimpahkan hak-hak eksklusif kepada sejumlah penyalur untuk mendistribusikan sebuah produk dalam wilayah mereka sendiri. Cara ini dilakukan perusahaan agar para penyalur tidak saling bersaing. Contoh penerapan strategi ekslusif ini bisa dilihat dalam industri mobil baru dan merk pakaian wanita. Dengan menggunakan strategi ini, produsen berharap dapat melakukan penjualan yang lebih terkendali sehingga dapat mengawasi kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perantara dalam menentukan harga, promosi, kredit dan jasa-jasa lain. Selain itu dengan menerapkan strategi ekslusif, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan citra produk dan dapat menaikkan harga.
3.  Distribusi Selektif
Merupakan strategi yang dilakukan oleh produsen dengan menggunakan beberapa orang perantara yang bersedia untuk menjual produk-produk tertentu(khusus). Dengan menggunakan strategi ini perusahaantidak memerlukan banyak tenaga kerja untuk menjaga toko-toko, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar. Selain itu cara ini juga dapat menciptakan hubungan baik antara produsen dengan para prantara tertentu. Dengan melakukan distribusi selektif ini maka dapat memungkinkan produsen untuk meraih ruang lingkup pasar yang cukup besar dengan pengawasan yang lebih baik juga dengan biaya yang lebih sedikit.     
3.  Distribusi Selektif
Merupakan strategi yang dilakukan oleh produsen dengan menggunakan beberapa orang perantara yang bersedia untuk menjual produk-produk tertentu(khusus). Dengan menggunakan strategi ini perusahaantidak memerlukan banyak tenaga kerja untuk menjaga toko-toko, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar. Selain itu cara ini juga dapat menciptakan hubungan baik antara produsen dengan para prantara tertentu. Dengan melakukan distribusi selektif ini maka dapat memungkinkan produsen untuk meraih ruang lingkup pasar yang cukup besar dengan pengawasan yang lebih baik juga dengan biaya yang lebih sedikit.     
     
           
           


No Response to " "

Posting Komentar