Pertemuan 5
KEBIJAKSANAAN
PRODUK
I. PENGERTIAN
PRODUK
Pengertian
sempit dari produk adalah “sekumpulan sifat fisik dan kimia yang berwujud dan
dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan telah dikenal” (Djaslim Saladin, 2007:71)
Pengertian luas
produk adalah “sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak
berwujud (intangible) di dalamnya sudah mencakup warna, harga, kemasan,
prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan
pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan
terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan konsumen” (Djaslim Saladin,
2007:71)
Pengertian umum
produk adalah ”segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan”(Djaslim Saladin, 2007:71).
Termasuk dalam
pengertian produk yaitu obyek secara fisik, pelayanan, orang, tempat,
organisasi, gagasan, atau bauran dari semua wujud di atas
II. BAURAN
PRODUK (PRODUCT MIX/ASSORMENT PRODUCT)
Pengertian dari
bauran produk adalah “kumpulan seluruh line produk dan jenis produk yang
ditawarkan oleh penjual” (Djaslim Saladin, 2007:76)
Unsur-unsur
bauran produk:
Kualitas,
kuantitas, merek, label, bentuk, mode, jaminan, pelayanan, pembungkus,
pengembalian.
Tingkat-tingkat
produk/konsep dasar produk:
1.
Inti produk (core product/generic product)
yaitu manfaat atau jasa yang diberikan produk tersebut.
2.
Produk aktual (tangible
product/forrmal product) yaitu karakteristik
yang dimiliki produk tersebut berupa mutu, corak atau ciri khas, merek, dan kemasannya.
3.
Produk tambahan
yang disempurnakan (augmented/extend product), menggambarkan kelengkapan
atau penyempurnaan dari produk inti.
III. KLASIFIKASI PRODUK
1. Berdasarkan karakteristik/sifat
a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dapat bertahan lama dengan banyak sekali pemakaian.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods),
yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa
kali.
c. Jasa (service), yaitu kegiatan, manfaat atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
2. Berdasarkan
wujud
a.
Barang nyata atau berwujud (tangible goods)
b.
Barang tidak
nyata atau tidak berwujud (intangible goods)
3. Berdasarkan
tujuan atau pemakaian
- Barang konsumsi (Consumer’s goods), yaitu
barang yang dipergunakan
oleh konsumen akhir atau rumah tangga dan tidak untuk dikomersialkan.
- Barang industri (Industrial goods), yaitu
barang yang dibeli untuk diproses
lebih lanjut atau dipergunakan dalam menjalankan bisnisnya.
IV. KLASIFIKASI BARANG
KONSUMSI
Barang konsumsi
dapat diklasifikasikan menjadi: (Djaslim Saladin, 2007:73)
1. Barang
kebutuhan sehari-hari (convenience goods),
Ciri-cirinya:
a. Konsumen
mempunyai pengetahuan luas tentang barang
b. Konsumen
menginginkan sebelum membeli barang tersebut
c. Barang-barang itu dibeli atau diperoleh dengan mudah.
d. Harga dan mutu tidak dipersoalkan
e. Umumnya harga murah
f. Tidak banyak terpengaruh oleh mode
g. Dibeli secara teratur
Barang kebutuhan sehari-hari dapat dibagi lagi menjadi:
- Barang pokok, yaitu barang yang dibeli konsumen
secara tetap.
misalnya kecap, pasta gigi, sabun mandi.
- Barang impulsive, yaitu barang yang dibeli
konsumen tanpa perencanaan atau usaha meneliti.
misalnya permen, koran, majalah ditempatkan di
supermarket.
- Barang darurat, yaitu kebutuhan konsumen yang
dirasakan sangat mendesak.
misalnya payung
2. Barang belanjaan (shooping goods) yaitu barang
yang dalam proses memilih dan membelinya sangat dipengaruhi oleh pengaruh mode
dan konsumen membandingkannya berdasarkan kesesuaian mutu dan harga. Contoh:
pakaian, sepatu, alat rumah tangga
Ciri-cirinya:
a. Konsumen biasanya membandingkan harga dan mutu
sebelumnya.
b. Konsumen kurang pengetahuan luas tentang barang tersebut, sehingga perlu
membanding-bandingkan.
c. Dibeli tidak teratur waktunya
3. Barang
khusus (speciality goods), barang yang memiliki ciri unik dan
merek khas dimana kelompok konsumen bersedia berusaha lebih keras untuk
membelinya. Contoh: mobil
Ciri-cirinya:
- Barang mempunyai ciri unik dan pembeli
berusaha mendapatkannya.
- Pembeli hanya menghendaki satu merek
tertentu (merek diutamakan)
- Biasanya hanya satu saluran yang dipergunakan
- Toko yang dipilih adalah toko penting atau
terkenal
4.
Barang yang
tidak dicari (unsought goods), yaitu konsumen tidak berpikir untuk
membelinya
Contoh: batu nisan, asuransi jiwa
V. KLASIFIKASI BARANG
INDUSTRI (INDUSTRIAL GOODS)
Barang industri dapat diklasifikasikan menjadi:
(Djaslim Saladin, 2007:74)
1.
Barang dan suku
cadang (materials and parts dapat dibagi menjadi dua:
a. Bahan baku, bahan pokok untuk membuat barang lain dibedakan menjadi
dua:
- Barang hasil pertanian
- Barang hasil
alam
b. Bahan jadi dan suku cadang, barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan
diperlukan untu melengkapi produk akhir, dibedakan menjadi dua:
- Bahan komponen : mesin
- Suku cadang
komponen:
busi, baut
2. Barang modal
(capital items), yaitu
barang berat terdiri dari:
- Instalasi (installation)
yaitu
alat produksi utama dalam sebuah pabrik/perush yang dapat dipakai untuk
jangka waktu lama, tulang punggung pabrik.
contoh: mesin
pabrik
b. Peralatan tambahan (accessory equipment), yaitu barang
yang digunakan sebagai pembantu pelaksana operasi industri, tidak menjadi
bagian produk yang dibuat.
contoh: alat
angkut pabrik
3. Perbekalan dan pelayanan (supplies and services),
terdiri dari:
- Perbekalan operasional (operating supplies), merupakan
covenience goods untuk barang industri, umur pendek, harga rendah, tidak
menjadi bagian produk akhir, contoh: pelumas
- Usaha pelayanan (business service), yaitu
usaha perawatan dan perbaikan alat-alat perusahaan
VI. MEREK (BRAND)
Merek adalah “suatu nama, istilah,
tanda, lambang atau desain atau gabungan semua yang diharapkan
mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok
penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.”(Djaslim
Saladin, 2007:84)
Kriteria bagi merek yang tepat
1.
Merek harus
menggambarkan sesuatu mengenai manfaat
produk
2.
Merek harus
menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya
3.
Merek harus
mudah diucapkan, dikenal dan diingat
4.
Merek harus khas
5. Merek harus
dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan
hukum
Merek terdiri dari beberapa bagian:
1.
Nama merek (brand), sebagian merek
yang dapat diucapkan, contoh: avon
2.
Tanda merek (brand mark), sebagian merek yang dikenal umum
tapi tidak dapat diucapkan
contoh: lambang
3. Tanda merek
dagang (trade mark), sebagian merek yang dilindungi hukum
karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa
4. Hak cipta (copyright), adalah hak
istimewa yang dilindungi untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya
tulis, karya musik, karya seni
Manfaat merek bagi penjual
1.
Nama merek
memudahkan penjualan untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.
2.
Nama merek dan
tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk, karena bila tidak demikian,
maka setiap pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasaran.
3.
Merek memberi
penjual peluang kesetiaan konsumen pada produk.
4.
Merek dapat
membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen.
5. Citra perusahaan
dapat dibina dengan adanya merek yang baik, dengan membawa nama perusahaan,
merek ini sekaligus mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan
Alasan distributor menggunakan merek:
1. Agar penyaluran barang-barang lebih mudah
2. supplier dan barang-barang tersebut mudah
diketahui.
3.Agar standar kualitas yang tertanam dapat
dipertahankan
4. Dapat meningkatkan preferensi bagi pembeli
5. Lebih bebas menentukan harga
Manfaat merek bagi konsumen:
1. Dapat
membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti
2. Konsumen
mendapat informasi tentang produk.
Alasan perusahaan tidak menggunakan merek:
Tidak
bersedianya perusahaan memikul dua tanggung jawab yang harus dipikul pemilik
merek, yaitu:
1. Mempromosikan merek dan mempertahankan kualitas produk
2. Kesukaran dalam membedakan produk antar perusahaan
Merek kelompok (Family
Brand)
Beberapa
strategi pemberian nama merek, yaitu:
1.
Nama merek
khusus (individual brand name) yaitu barang yang
dihasilkan perusahaan diberi merek sendiri-sendiri, contoh: unilever sabun,
shampo
2.
Nama kelompok gabungan bagi semua produk (a blanket
family name for all product ), yaitu pemberian merek yang sama
untuk semua produk, contoh: intel komputer (beda kode) Acer = Aspire one 722, Aspire 4732
.3. Nama kelompok
yang terpisah (separate family name), yaitu memberikan family brand untuk
setiap jenis produk
contoh: Kao family brand biore Biore facial, biore cool
4. Nama perusahaan digabung dengan nama khusus (company
trade name combine with individual product name) yaitu nama
perusahaan dicantumkandalam produk yang dikeluarkan
contoh: Microsoft Windows, Microsoft office
Merek Ganda (Multi Brand)
Penjual
membuat dua/lebih merek dalam kategori/kelompok produk yang sama
Alasan
perusahaan menerapkan strategi merek ganda yaitu:
1. Perusahaan
akan memperoleh rak yang lebih banyak di toko
atau supermarket, dengan demikian akan meningkatkan
ketergantungan pengecer pada merek-mereknya.
2. Karena tidak
sedikit jumlah konsumen yang berpindah- pindah merek ialah dengan menyediakan banyak merek
3. Menambah merek
baru akan meningkatkan gairah, semangat,
serta efisiensi di dalam tubuh perusahaan sendiri.
4.
Penempatan
kembali merek (brand repositioning)
Yaitu peninjauan kembali terhadap merek yang sudah ada
di pasar
VII. KEMASAN (PACKING)
Kemasan adalah “segala kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus suatu produk.” (Djaslim Saladin, 2007:87)
Kemasan
diperlukan untuk:
1. Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety)
dan kemanfaatan (utility)
2. Kemasan bisa
melaksanakan program pemasaran perusahaan
3. Untuk
meningkatkan laba
Wadah atau bungkus terdiri dari tiga tingkat bahan,
yaitu
1.
Kemasan dasar (primary
package), yaitu
bungkus langsung dari produk, contoh: botol tempat crame
2. Kemasan tambahan
(secondary package), bahan yang melindungi kemasan dasar dan
dibuang bila produk tersebut akan digunakan, contoh kotak karton crame
3. Kemasan
pengiriman (shipping package) setiap kemasan
yang diperlukan waktu penyimpanan, pengangkutan diidentifikasi, contoh kotak 6
lusin crame
Peranan kemasan sebagai satu alat pemasaran
1.
Swalayan (self
service)
harus menarik,
ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen, memberi kesan menyeluruh
2.
Kemakmuran
konsumen (consumer offluence)
meningkatnya
kekayaan konsumen, maka mereka bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan dengan prestise dari kemasan
3. Citra perusahaan dan merek (company and brand
image),
perusahaan lebih dikenal
4. Peluang
inovasi (innovational opportunity)
No Response to " "
Posting Komentar