Kamis, 02 Juli 2015 Tags: 0 komentar

Pertemuan 5
KEBIJAKSANAAN PRODUK

I. PENGERTIAN PRODUK
Pengertian sempit dari produk adalah “sekumpulan sifat fisik dan kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan telah dikenal”  (Djaslim Saladin, 2007:71)
           
Pengertian luas produk adalah “sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) di dalamnya sudah mencakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan konsumen” (Djaslim Saladin, 2007:71)

Pengertian umum produk adalah ”segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”(Djaslim Saladin, 2007:71).
Termasuk dalam pengertian produk yaitu obyek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan, atau bauran dari semua wujud di atas

II. BAURAN PRODUK (PRODUCT MIX/ASSORMENT PRODUCT)
Pengertian dari bauran produk adalah “kumpulan seluruh line produk dan jenis produk yang ditawarkan oleh penjual” (Djaslim Saladin, 2007:76)
Unsur-unsur bauran produk:
Kualitas, kuantitas, merek, label, bentuk, mode, jaminan, pelayanan, pembungkus, pengembalian.
           
Tingkat-tingkat produk/konsep dasar produk:
1.     Inti produk (core product/generic product) yaitu manfaat atau jasa yang diberikan    produk tersebut.
2.    Produk aktual (tangible product/forrmal product) yaitu karakteristik yang dimiliki produk tersebut berupa mutu, corak atau ciri khas, merek, dan  kemasannya.
3.    Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.

III. KLASIFIKASI PRODUK
1.  Berdasarkan karakteristik/sifat
a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dapat bertahan lama dengan  banyak sekali pemakaian.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau   beberapa kali.
c. Jasa (service), yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
2.  Berdasarkan wujud
a.       Barang nyata atau berwujud (tangible goods)
b.    Barang tidak nyata atau tidak berwujud (intangible goods)
3.  Berdasarkan tujuan atau pemakaian
  1. Barang konsumsi (Consumer’s goods), yaitu barang  yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah  tangga dan tidak untuk dikomersialkan.
  2. Barang industri (Industrial goods), yaitu barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau dipergunakan  dalam menjalankan bisnisnya.

IV. KLASIFIKASI BARANG KONSUMSI
Barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi: (Djaslim Saladin, 2007:73)
1.  Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods),
     Ciri-cirinya:
     a. Konsumen mempunyai pengetahuan luas tentang barang
     b. Konsumen menginginkan sebelum membeli barang tersebut
     c. Barang-barang itu dibeli atau diperoleh dengan mudah.
     d.  Harga dan mutu tidak dipersoalkan
     e.  Umumnya harga murah
     f.   Tidak banyak terpengaruh oleh mode
     g.  Dibeli secara teratur
Barang kebutuhan sehari-hari dapat dibagi lagi menjadi:
  1. Barang pokok, yaitu barang yang dibeli konsumen secara tetap.
misalnya kecap, pasta gigi, sabun mandi.
  1. Barang impulsive, yaitu barang yang dibeli konsumen tanpa perencanaan atau usaha meneliti.
misalnya permen, koran, majalah ditempatkan di supermarket.
  1. Barang darurat, yaitu kebutuhan konsumen yang dirasakan sangat mendesak.
misalnya payung

2. Barang belanjaan (shooping goods) yaitu barang yang dalam proses memilih dan membelinya sangat dipengaruhi oleh pengaruh mode dan konsumen membandingkannya berdasarkan kesesuaian mutu dan harga. Contoh: pakaian, sepatu, alat rumah tangga
Ciri-cirinya:
a. Konsumen biasanya membandingkan harga dan mutu sebelumnya.
b. Konsumen kurang pengetahuan luas tentang barang tersebut, sehingga perlu membanding-bandingkan.
c. Dibeli tidak teratur waktunya

3.  Barang khusus (speciality goods), barang yang memiliki ciri unik dan merek khas dimana kelompok konsumen bersedia berusaha lebih keras untuk membelinya. Contoh: mobil
Ciri-cirinya:
  1. Barang mempunyai ciri unik dan pembeli berusaha   mendapatkannya.
  2. Pembeli hanya menghendaki satu merek tertentu   (merek diutamakan)
  3. Biasanya hanya satu saluran yang dipergunakan
  4. Toko yang dipilih adalah toko penting atau terkenal

4.    Barang yang tidak dicari (unsought goods), yaitu konsumen tidak berpikir untuk membelinya
Contoh: batu nisan, asuransi jiwa

V. KLASIFIKASI BARANG INDUSTRI (INDUSTRIAL GOODS)
Barang industri dapat diklasifikasikan menjadi: (Djaslim Saladin, 2007:74)
1.        Barang dan suku cadang (materials and parts dapat dibagi menjadi dua:
a.  Bahan baku, bahan pokok untuk membuat barang lain dibedakan menjadi dua:
                 -  Barang hasil pertanian               
                 -  Barang hasil alam
b. Bahan jadi dan suku cadang, barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untu melengkapi produk akhir, dibedakan menjadi dua:
                 -  Bahan komponen : mesin
            -  Suku cadang komponen: busi, baut

2.  Barang modal (capital items), yaitu barang berat terdiri dari:
  1. Instalasi (installation) yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik/perush yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama, tulang punggung pabrik.
contoh: mesin pabrik
b. Peralatan tambahan (accessory equipment), yaitu barang yang digunakan sebagai pembantu pelaksana operasi industri, tidak menjadi bagian produk yang dibuat.
contoh: alat angkut pabrik

3. Perbekalan dan pelayanan (supplies and services), terdiri dari:
  1. Perbekalan operasional (operating supplies), merupakan covenience goods untuk barang industri, umur pendek, harga rendah, tidak menjadi bagian produk akhir, contoh: pelumas
  2. Usaha pelayanan (business service), yaitu usaha perawatan dan perbaikan alat-alat perusahaan

VI. MEREK (BRAND)
        Merek adalah “suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.”(Djaslim Saladin, 2007:84)
Kriteria bagi merek yang tepat
1.    Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai       manfaat produk
2.    Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya
3.    Merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat
4.    Merek harus khas
5. Merek harus dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum

Merek terdiri dari beberapa bagian:
1.        Nama merek (brand), sebagian merek yang dapat diucapkan, contoh: avon
2.        Tanda merek (brand mark), sebagian merek yang dikenal umum tapi tidak dapat diucapkan
       contoh: lambang
3.     Tanda merek dagang (trade mark), sebagian merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa
4.  Hak cipta (copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik, karya seni

Manfaat merek bagi penjual
1.        Nama merek memudahkan penjualan untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.
2.        Nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari pemalsuan  ciri-ciri produk, karena bila tidak demikian, maka setiap pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasaran.
3.        Merek memberi penjual peluang kesetiaan konsumen pada produk.
4.        Merek dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen.
5.    Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik, dengan membawa nama perusahaan, merek ini sekaligus mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan
Alasan distributor menggunakan merek:
1. Agar penyaluran barang-barang lebih mudah
2. supplier dan barang-barang tersebut mudah diketahui.
3.Agar standar kualitas yang tertanam dapat dipertahankan
4. Dapat meningkatkan preferensi bagi pembeli
5. Lebih bebas menentukan harga

Manfaat merek bagi konsumen:
1.  Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti
2.   Konsumen mendapat informasi tentang produk.

Alasan perusahaan tidak menggunakan merek:
Tidak bersedianya perusahaan memikul dua tanggung jawab yang harus dipikul pemilik merek, yaitu:
1. Mempromosikan merek dan mempertahankan kualitas produk
2. Kesukaran dalam membedakan produk antar perusahaan

Merek kelompok (Family Brand)
Beberapa strategi pemberian nama merek, yaitu:
1.    Nama merek khusus (individual brand name) yaitu barang yang dihasilkan perusahaan diberi merek sendiri-sendiri, contoh: unilever sabun, shampo
2. Nama kelompok gabungan bagi semua produk (a blanket family name for all product ), yaitu pemberian merek yang sama untuk semua produk, contoh: intel komputer  (beda kode)  Acer = Aspire one 722, Aspire 4732
.3. Nama kelompok yang terpisah (separate family name), yaitu memberikan family brand untuk setiap jenis produk
     contoh: Kao family brand biore   Biore facial, biore cool
4. Nama perusahaan digabung dengan nama khusus (company trade name combine with individual product name) yaitu nama perusahaan dicantumkandalam produk yang dikeluarkan
     contoh: Microsoft Windows, Microsoft office

Merek Ganda (Multi Brand)
Penjual membuat dua/lebih merek dalam kategori/kelompok produk yang sama
Alasan perusahaan menerapkan strategi merek ganda yaitu:
1.  Perusahaan akan memperoleh rak yang lebih banyak di   toko atau supermarket, dengan demikian akan meningkatkan ketergantungan pengecer pada merek-mereknya.
2.  Karena tidak sedikit jumlah konsumen yang berpindah-  pindah merek ialah dengan menyediakan banyak merek
3. Menambah merek baru akan meningkatkan gairah, semangat, serta efisiensi di dalam tubuh perusahaan  sendiri.
4.      Penempatan kembali merek (brand repositioning)
Yaitu peninjauan kembali terhadap merek yang sudah ada di pasar

VII. KEMASAN (PACKING)
Kemasan  adalah “segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk.” (Djaslim Saladin, 2007:87)
Kemasan diperlukan untuk:
1. Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety) dan kemanfaatan (utility)
2. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan
3. Untuk meningkatkan laba

Wadah atau bungkus terdiri dari tiga tingkat bahan, yaitu
1.    Kemasan dasar (primary package), yaitu bungkus langsung dari produk, contoh: botol tempat crame
2. Kemasan tambahan (secondary package), bahan yang melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan digunakan, contoh kotak karton crame
3. Kemasan pengiriman (shipping package) setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan, pengangkutan diidentifikasi, contoh kotak 6 lusin crame

Peranan kemasan sebagai satu alat pemasaran
1.    Swalayan (self service)
harus menarik, ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen, memberi kesan menyeluruh
2.    Kemakmuran konsumen (consumer offluence)
meningkatnya kekayaan konsumen, maka mereka bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan dengan prestise dari kemasan
3. Citra perusahaan dan merek (company and brand image), perusahaan lebih dikenal
4.  Peluang inovasi (innovational opportunity)


           

  

           

           


No Response to " "

Posting Komentar