Kamis, 02 Juli 2015 Tags: 0 komentar

Pertemuan 13
PENGUKURAN DAN STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

I . METODE  PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN
1.  Sistem keluhan dan saran
     Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.
2.  Ghost shopping
     Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan/bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.
3.  Lost customer analysis
     Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/ penyempurnaan selanjutnya.
4.  Survai kepuasan pelanggan
     Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan penelitian survai melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi (McNeal dan Lamb dalam Fandy Tjiptono (2000:35)

II.  TEKNIK PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN
Metode survai kepuasan pelanggan dapat menggunakan pengukuran dengan berbagai cara sebagai berikut: Fandy Tjiptono (2000:35)
1.    Directly reported satisfaction
2.   Derived dissatisfaction
3.   Problem analysis
4.   Importance/performance ratings
Berdasarkan penemuan dari beberapa ahli antara lain Tse dan Wilton diperoleh rumus sebagai berikut:

Kepuasan Pelanggan  = f (expectations, perceived performance)

III.  STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN
1.  Strategi Relationship marketing
       Menurut McKenna dalam Fandy Tjiptono (2000:40) yaitu strategi di mana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan denan pelanggan secara terus menerus. (Jackson dalam Fandy Tjiptono,2000:40), yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat business).
       Betapa pentingnya hubungan ini, ditunjukkan dengan pernyataan Levitt dalam Fandy Tjiptono (2000:40) bahwa semakin banyak kegiatan ekonomi dunia yang dilakukan melalui hubungan jangka panjang antara pembeli dan penjual
2.   Strategi Superior customer service
       Strategi yang menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing (Schnaars dalam Fandy Tjiptono (2000:41).
3.    Strategi unconditional guarantess atau extraordinary guarantess
            Garansi atau jaminan istimewa/mutlak ini dirancang untuk meringankan risiko/kerugian pelanggan, dalam hal pelanggan tidak puas dengan suatu produk atau jasa yang telah dibayarnya. Garansi tersebut menjanjikan kualitas prima dan kepuasan pelanggan.
Fungsi utama garansi adalah untuk mengurangi risiko pelanggan sebelum dan sesudah pembelian barang atau jasa, sekaligus memaksa perusahaan bersangkutan untuk memberikan yang terbaik dan meraih loyalitas pelanggan.
Garansi dapat diberikan dalam dua bentuk:
a.   Garansi internal, yaitu janji yang dibuat oleh suatu
      departemen atau divisi kepada pelanggan internalnya
b.   Garansi eksternal, yaitu jaminan yang dibuat oleh
     perusahaan kepada para pelanggan eksternalnya

Suatu garansi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya meliputi:
a.  Realistis dan dinyatakan secara spesifik
b.  Sederhana, komunikatif dan mudah dipahami.
c.  Mudah diperoleh atau diterima pelanggan.
d.  Tidak membebani pelanggan dengan syarat-syarat yang berlebihan.
e.  Terpercaya (credible), baik reputasi perusahaan yang memberikan maupun tipe garansinya itu sendiri. Berfokus pada kebutuhan pelanggan.
f.   Sungguh berarti, artinya disertai ganti rugi yang bayarannya signifikan dan disesuaikan dengan harga produk yang dibeli, tingkat keseriusan masalah yang dihadapi, dan persepsi pelanggan terhadap apa yang adil bagi mereka.
g.    Memberikan standar kinerja yang jelas.

4.  Strategi penanganan keluhan yang efisien
Menurut Schnaars dalam Fandy Tjiptono (2000:43), penganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas (atau bahkan menjadi pelanggan abadi).
Ada empat aspek penting dalam penanganan keluhan:
a.  Empati terhadap pelanggan yang marah
b.  Kecepatan dalam penanganan keluhan
c. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan.
d.  Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan.

5.  Strategi peningkatan kinerja perusahaan
Meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan

6.  Menerapkan Quality Function Deployment (QFD)
Yakni praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap keluhan pelanggan. QFD berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi. Hal ini dilaksanakan dengan melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan produk sedini mungkin.



No Response to " "

Posting Komentar