Kamis, 02 Juli 2015 Tags: 0 komentar

PERTEMUAN 12
LINGKUNGAN PERKANTORAN

Lingkungan Yang Sehat
Lingkungan kantor sedikit banyak mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaan. Lingkungan yang tidak sehat dan tidak nyaman akan menurunkan tingkat produktivitas maupun moral pegawai.

Ergonomics:
adalah ilmu terapan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai kantor.
Dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu psikologi, fisiologi,sosiologi  maupun teori komunikasi, ergonomics menyediakan panduan yang berguna untuk mendesain ruang kantor yang efektif.

Sistem Pencahayaan
Menurut McShane mendiskripsikan bahwa 80-85 %  informasi yang diterima pegawai di kantor adalah menggunakan indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memeriksa nota tagihan pembayaran.
Hal inilah yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting karena akan mempengaruhi produktivitas mereka.
Ada empat jenis pencahayaan yang digunakan di kantor  antara lain:
1.        Ambient lighting,
       Digunakan untuk memberikan pencahayaan ke seluruh        ruangan.

2. Task lighting
Digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai

3. Accent lighting
     Digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang akan dituju.

 4. Natural lighting
Cahaya yang biasanya berasal dari jendela, pintu kaca, dinding serta cahaya langit. Cahaya ini akan memberikan   dampak positif bagi pegawai namun cahaya ini tidak selalu ada apabila langit dalam keadaan mendung atau   gelap.

Ada 4 jenis sistem penerangan  yang dapat digunakan oleh organisasi yaitu
1. Sistem pencahayaan langsung (direct lighting)
Dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area       kerja.
Cahaya yangditerima langsung dari sumbernya, misalnya lampu meja untuk bekerja; sorot lampu pada obyek langsung.Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya

2. Pencahayaan semi langsung (semi direct lighting)
     Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding (dimana cahaya yang diterima merupakan hasil pantulan dinding dan loteng). Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi dengan menghilangkan beberapa bayangan.

3. Sistem pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)
Dengan pencahayaan ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke atas (langit2 dan dinding) dan kemudian dipantulkan ke bawah ke area kerja. sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya yang disebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulkan dari penerangan yang digunakan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

4.   Sistem pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lighting),
      60_90% diarahkan ke langit2 dan dinding bagian atas, sisanya diarahkan ke bawah. Sistem ini menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama dengan indirect, Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

5. Semi direct (General diffuse)
40-60% ke arah area kerja dan sisanya ke dipantulkan ke langit2 dan dinding. (apabila cahaya itu datang dan dipancarkan kesegala jurusan). Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau juga lebih banyak dari sistem semi indirect.


Warna
Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi pegawai yaitu dampak psikologisnya baik positif atau negatif pada produktivitas, kelelahan, moral, tingkah laku dan ketegangan.
Faktor pemilihan warna:
1.    Kombinasi warna.
Contohnya, dengan mencampur warna merah dengan kuning akan menghasilkan warna oranye, mencampur warna kuning dan biru menghasilkan warna hijau, dan mencampur merah dan biru menghasilkan violet.
. 2. Efek cahaya  pada warna.
Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai spektrum yang berbeda, sistem pencahayaan yang digunakan pada kantor juga memiliki efek yang signifikan terhadap pilihan warna.
3. Nilai pemantulan warna.
Beberapa warna memiliki nilai peningkatan yang berbeda contohnya, warna yang lebih terang memantulkan persentase cahaya yang lebih besar daripada warna yang lebih gelap.
4. Dampak dari warna
warna sering kali mempengaruhi mood.
-         Warna sejuk – biru, hijau, dan violet – menghasilkan mood yang tenang dan melelahkan.
-         Warna hangat – merah, oranye dan kuning – sebaliknya, menghasilkan kehangatan dan kecerian.
-         Warna-warna natural seperti putih dan warna lembut memberikan pengaruh ringan,
-         warna ungu gelap dan violet yang pucat sering menghasilkan mood depresi,
-         abu-abu cenderung memiliki efek ngantuk

Prinsip dalam pemilihan warna perlu memperhatikan,
1. Penutup lantai contoh karpet, Selain pilihan warnanya sangat beragam, dan mudah disesuaikan dengan faktor lain yang terdapat pada ruang kantor, menjadikan karpet sebagai pilihan favourite untuk menutup lantai.

2. Penutup dinding, Karpet juga menjadi pilihan favourite untuk menutup dinding karena nilai estetikanya serta kemampuannya untuk menyerap suara. Karpet yang digunakan pada dinding harus memiliki tingkat ketahanan terhadap api yang tinggi.

3. Warna furnitur, Pembelian warna furnitur yang akan digunakan dalam ruang kantor juga harus disesuaikan dengan kedua hal tersebut di atas. Biasanya, penggunaan furnitur lebih lama dibandingkan penutup lantai maupun dinding karena harganya yang relatif mahal. Oleh karena itu, pemilihan warna furnitur harus mempertimbangkan jangka waktu pemakaiannya.

Kontrol suara

Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktivitas pegawai yang diinginkan.
Misalnya, tingkat kebisingan yang terus-terus berlangsung dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen bagi pegawai, di samping mengakibatkan kelelahan fisik dan mental sehingga mengurangi produktivitas mereka, serta dapat pula mengakibatkan keresahan, gangguan dan ketegangan dengan meningkatnya tekanan darah serta metabolisme tubuh, dan dalam waktu lama dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius (Shomer, 2000)

Beberapa tehnik dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor, yaitu
1.        Kontruksi yang sesuai.
Penggunaan jendela dan pintu yang rapat dan memiliki seal yang terbuat dari karet, sehingga suara lebih dapat diredam dan tidak mudah keluar dari ruangan.
Membangun udara diam (silent air) pada beberapa struktur bangunan, yaitu dengan menempatkan ruang yang berongga sehingga suara dapat teredam ke dalamnya. Hal ini akan mengurangi jumlah suara yang merambat dari satu ruangan ke ruangan lain.
Penggunaan material konstruksi yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya getaran suara, seperti penggunaan kayu atau alumunium pada jendela yang lebih empuk dibandingkan baja dan sebagainya.

2.   Menggunakan material peredam suara.  Ada tiga kriteria yang dapat digunakan dalam memilih material yang       mampu menghasilkan peredaman suara yang optimal, antara lain:
a. Peredaman, – yaitu tingkat suara yang dapat diredam oleh material.
b. Pemantulan – tingkat pemantulan yang dimiliki material, yaitu suara yang tidak diserap dan dipantulkan kembali ke udara.
c. Isolasi – tingkat material yang dapat menghalangi suara melewati material tersebut. Isolasi suara dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kepadatan dan berat suara, serta ketebalan material yang akan digunakan untuk meredam suara

3. Alat peredam suara
Beberapa alat peredam suara sering digunakan untuk mengontrol suara perkantoran. Alat peredam suara itu dapat diletakkan pada beberapa mesin di perkantoran – contohnya, mesin tik atau printer dot – matriks. Alat lain yang dapat digunakan adalah penutup peralatan yang meredam suara (misalnya, karpet atau kain tebal) yang diletakkan pada mesin yang mengeluarkan suara seperti mesin tik atau printer

4.        Masking
Metode ini melibatkan percampuran suara kantor dengan suara rendah yang tidak menggangu. Juga dikenal dengan white noise, masking hampir sama dengan suara yang terdengar ketika melewati lorong atau saluran. Sistem suara untuk publik (misalnya, loudspeaker pada setiap ruangan yang biasanya digunakan untuk menyampaikan pengumuman ke seluruh bagian kantor) biasa digunakan untuk menyampaikan suara masking ke seluruh area kerja, misalnya musik yang lembut.

 UDARA
Faktor lingkungan kantor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologia pegawai adalah kondisi udara di dalam kantor. Jika diasumsikan pegawai akan menghabiskan 90 persen jam kerjanya di dalam ruang, kualitas udara patut diperhatikan oleh manager administrasi.
Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, ventilasi serta kebersihan udara. Untuk bangunan perkantoran yang terdapat di area dengan cuaca yang bervariasi, perlu dibangun sistem pengaturan udara yang terintegrasi untuk setiap musim, sehingga kondisi udara di dalam kantor relatif konstan setiap harinya.
Apabila tingkat kenyamanan pegawai ditingkatkan, tingkat produktivitas mereka  akan dapat ditingkatkan dan efisiensi dapat dimaksimalkan. Ketidakhadiran juga dapat dikurangi dan pada beberapa kasus kesehatan pegawai diharapkan membaik, sehingga biaya kesehatan yang ditanggung perusahaan dapat diminimalkan



MUSIK
Musik menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya membantu meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas kerja  pegawai dengan menghilangkan rasa bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor.
Musik juga mempunyai efek negatif terhadap tingkah laku karyawan yaitu sering kali membuat karyawan melakukan kesalahan dan ketidakhadiran dalam bekerja

Bagi karyawan yang memerlukan konsentrasi tinggi sebaiknya mendengarkan musik yang lembut dan nyaman. Waktu dalam memutar musik juga harus dipertimbangkan.
Memutar musik yang menstimulasi akan menguntungkan secara  psikologis ketika efisiensi karyawan berasa di bawah rata-rata sebagai akibat dari kelelahan atau kebosanan. Oleh karena itu sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan dalam jangka waktu yang pendek, misalnya 10-15 menit setiap jam, sehingga karyawan menjadi sadar akan keberadaannya di kantor dan diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik.


No Response to " "

Posting Komentar